Sabtu, 19 Mac 2011

SULUK WUJIL



Sunan Bonang

Oleh Mas Kumitir

1

Inilah ceritera si Wujil

Berkata pada guru yang diabdinya

Ratu Wahdat

Ratu Wahdat nama gurunya

Bersujud ia ditelapak kaki Syekh Agung

Yang tinggal di desa Bonang

Ia minta maaf Ingin tahu hakikat

Dan seluk beluk ajaran agama

Sampai rahsia terdalam

2

Sepuluh tahun lamanya

Sudah Wujil

Berguru kepada Sang Wali

Namun belum mendapat ajaran utama

Ia berasal dari Majapahit

Bekerja sebagai abdi raja

Sastra Arab telah ia pelajari

Ia menyembah di depan gurunya

Kemudian berkata Seraya menghormat

Minta maaf

3

“Dengan tulus saya mohon

Di telapak kaki tuan Guru

Mati hidup hamba serahkan

Sastra Arab telah tuan ajarkan

Dan saya telah menguasainya

Namun tetap saja saya bingung

Mengembara kesana-kemari

Tak berketentuan.

Dulu hamba berlakon sebagai pelawak

Bosan sudah saya

Menjadi bahan tertawaan orang

4

Ya Syekh al-Mukaram!

Uraian kesatuan huruf

Dulu dan sekarang

Yang saya pelajari tidak berbeda

Tidak beranjak dari tatanan lahir

Tetap saja tentang bentuk luarnya

Saya meninggalkan Majapahit

Meninggalkan semua yang dicintai

Namun tak menemukan sesuatu apa

Sebagai penawar

5

Diam-diam saya pergi malam-malam

Mencari rahsia

Yang Satu dan jalan sempurna

Semua pendeta dan ulama hamba temui

Agar terjumpa hakikat hidup

Akhir kuasa sejati

Ujung utara selatan

Tempat matahari dan bulan terbenam

Akhir mata tertutup dan hakikat maut

Akhir ada dan tiada

6

Ratu Wahdat tersenyum lembut

“Hai Wujil sungguh lancang kau

Tuturmu tak lazim

Berani menagih imbalan tinggi

Demi pengabdianmu padaku

Tak patut aku disebut Sang Arif

Andai hanya uang yang diharapkan

Dari jerih payah mengajarkan ilmu

Jika itu yang ku lakukan

Tak perlu aku menjalankan tarikat

7

Siapa mengharap imbalan uang

Demi ilmu yang ditulisnya

Ia hanya memuaskan diri sendiri

Dan berpura-pura tahu segala hal

Seperti bangau di sungai

Diam, bermenung tanpa gerak.

Pandangnya tajam, pura-pura suci

Di hadapan mangsanya ikan-ikan

Ibarat telur, dari luar kelihatan putih

Namun isinya berwarna kuning

8

Matahari terbenam, malam tiba

Wujil menumpuk potongan kayu

Membuat perapian, memanaskan

Tempat pesujudan Sang Zahid

Di tepi pantai sunyi di Bonang

Desa itu gersang

Bahan makanan tak banyak

Hanya gelombang laut

Memukul batu karang

Dan menakutkan

9

Sang Arif berkata lembut

“Hai Wujil, kemarilah!”

Dipegangnya kucir rambut Wujil

Seraya dielus-elus

Tanda kasih sayangnya

“Wujil, dengar sekarang

Jika kau harus masuk neraka

Kerana kata-kataku

Aku yang akan menggantikan tempatmu” …

11

“Ingatlah Wujil, waspadalah!

Hidup di dunia ini

Jangan ceroboh dan gegabah

Sadarilah dirimu

Bukan yang Haqq

Dan Yang Haqq bukan dirimu

Orang yang mengenal dirinya

Akan mengenal Tuhan

Asal usul semua kejadian

Inilah jalan makrifat sejati”

12

Kebajikan utama (seorang Muslim)

Ialah mengetahui hakikat salat

Hakikat memuja dan memuji

Salat yang sebenarnya

Tidak hanya pada waktu isya dan maghrib

Tetapi juga ketika tafakur

Dan salat tahajud dalam keheningan

Buahnya ialah mnyerahkan diri senantiasa

Dan termasuk akhlaq mulia

13

Apakah salat yang sebenar-benar salat?

Renungkan ini:

Jangan lakukan salat

Andai tiada tahu siapa dipuja

Bilamana kau lakukan juga

Kau seperti memanah burung

Tanpa melepas anak panah dari busurnya

Jika kau lakukan sia-sia

Kerana yang dipuja wujud khayalmu semata

14

Lalu apa pula zikir yang sebenarnya?

Dengar:

Walau siang malam berzikir

Jika tidak dibimbing petunjuk Tuhan

Zikirmu tidak sempurna

Zikir sejati tahu bagaimana

Datang dan perginya nafas

Di situlah

Yang Ada, memperlihatkan

Hayat melalui yang empat

15

Yang empat ialah tanah atau bumi

Lalu api, udara dan air

Ketika Allah mencipta Adam

Ke dalamnya dilengkapi

Anasir ruhani yang empat:

Kahar, jalal, jamal dan kamal

Di dalamnya delapan sifat-sifat-Nya

Begitulah kaitan ruh dan badan

Dapat dikenal bagaimana

Sifat-sifat ini datang dan pergi, serta ke mana

16

Anasir tanah melahirkan

Kedewasaan dan keremajaan

Apa dan di mana kedewasaan

Dan keremajaan?

Dimana letak

Kedewasaan dalam keremajaan?

Api melahirkan kekuatan

Juga kelemahan

Namun di mana letak

Kekuatan dalam kelemahan?

Ketahuilah ini

17

Sifat udara meliputi ada dan tiada

Di dalam tiada, di mana letak ada?

Di dalam ada, di mana tempat tiada?

Air dua sifatnya: mati dan hidup

Di mana letak mati dalam hidup?

Dan letak hidup dalam mati?

Kemana hidup pergi Ketika mati datang?

Jika kau tidak mengetahuinya

Kau akan sesat jalan

18

Pedoman hidup sejati ialah mengenal hakikat diri

Tidak boleh melalaikan shalat yang khusyuk

Oleh karena itu ketahuilah

Tempat datangnya yang menyembah

Dan Yang Disembah

Pribadi besar mencari hakikat diri

Dengan tujuan ingin mengetahui

Makna sejati hidup

Dan arti keberadaannya di dunia

19

Kenalilah hidup sebenar-benar hidup

Tubuh kita sangkar tertutup

Ketahuilah burung yang ada di dalamnya

Jika kau tidak mengenalnya

Akan malang jadinya kau

Dan seluruh amal perbuatanmu,Wujil

Sia-sia semata

Jika kau tak mengenalnya.

Karena itu sucikan dirimu

Tinggalah dalam kesunyian

Hindari kekeruhan hiruk pikuk dunia

20

Keindahan, jangan di tempat jauh dicari

Ia ada dalam dirimu sendiri

Seluruh isi jagat ada di sana

Agar dunia ini terang bagi pandangmu

Jadikan sepenuh dirimu Cinta

Tumpukan pikiran, heningkan cipta

Jangan bercerai siang malam

Yang kau lihat di sekelilingmu

Pahami, adalah akibat dari laku jiwamu!

21

Dunia ini Wujil, luluh lantak

Disebabkan oleh keinginanmu

Kini, ketahui yang tidak mudah rusak

Inilah yang dikandung pengetahuan sempurna

Di dalamnya kau jumpai

Yang Abadi

Bentangan pengetahuan ini luas

Dari lubuk bumi hingga singgasana-Nya

Orang yang mengenal hakikat

Dapat memuja dengan benar

Selain yang mendapat petunjuk ilahi

Sangat sedikit orang mengetahui rahasia ini

22

Karena itu, Wujil, kenali dirimu

Kenali dirimu yang sejati

Ingkari benda

Agar nafsumu tidur terlena

Dia yang mengenal diri

Nafsunya akan terkendali

Dan terlindung dari jalan

Sesat dan kebingungan

Kenal diri, tahu kelemahan diri

Selalu awas terhadap tindak tanduknya

23

Bila kau mengenal dirimu

Kau akan mengenal Tuhanmu

Orang yang mengenal Tuhan

Bicara tidak sembarangan

Ada yang menempuh jalan panjang

Dan penuh kesukaran

Sebelum akhirnya menemukan dirinya

Dia tak pernah membiarkan dirinya

Sesat di jalan kesalahan

Jalan yang ditempuhnya benar

24

Wujud Tuhan itu nyata

Mahasuci, lihat dalam keheningan

Ia yang mengaku tahu jalan

Sering tindakannya menyimpang

Syariat agama tidak dijalankan

Kesalehan dicampakkan ke samping

Padahal orang yang mengenal Tuhan

Dapat mengendalikan hawa nafsu

Siang malam penglihatannya terang

Tidak disesatkan oleh khayalan

35

Diam dalam tafakur,Wujil

Adalah jalan utama (mengenal Tuhan)

Memuja tanpa selang waktu

Yang mengerjakan sempurna (ibadahnya)

Disebabkan oleh makrifat

Tubuhnya akan bersih dari noda

Pelajari kaedah pencerahan kalbu ini

Dari orang arif yang tahu

Agar kau mencapai hakikat

Yang merupakan sumber hayat

36

Wujil, jangan memuja

Jika tidak menyaksikan

Yang Dipuja

Juga sia-sia orang memuja

Tanpa kehadiran

Yang Dipuja

Walau Tuhan tidak di depan kita

Pandanglah adamu

Sebagai isyarat ada-Nya

Inilah makna diam dalam tafakur

Asal mula segala kejadian menjadi nyata

38

Renungi pula,Wujil!

Hakikat sejati kemauan

Hakikatnya tidak dibatasi pikiran kita

Berpikir dan menyebut suatu perkara

Bukan kemauan murni

Kemauan itu sukar dipahami

Seperti halnya memuja Tuhan

Ia tidak terpaut pada hal-hal yang tampak

Pun tidak membuatmu membenci orang

Yang dihukum dan dizalimi

Serta orang yang berselisih paham

39

Orang berilmu

Beribadah tanpa kenal waktu

Seluruh gerak hidupnya

Ialah beribadah

Diamnya, bicaranya

Dan tindak tanduknya

Malahan getaran bulu roma tubuhnya

Seluruh anggota badannya

Digerakkan untuk beribadah

Inilah kemauan murni

40

Kemauan itu,Wujil!

Lebih penting dari pikiran

Untuk diungkapkan dalam kata

Dan suara sangatlah sukar

Kemauan bertindak

Merupakan ungkapan pikiran

Niat melakukan perbuatan

Adalah ungkapan perbuatan

Melakukan shalat atau berbuat kejahatan

Keduanya buah dari kemauan

Karya : Kanjeng Sunan Bonang



Tiada ulasan:

Catat Ulasan